Sejumlah pemimpin Amerika Latin yang
selama ini dikenal anti-Amerika Serikat seperti Presiden Brasil Dilma
Rousseff, Presiden Paraguay Ferando Lugo, dan mantan pemimpin Brasil
Luiz Incio Lula da Silva, semuanya meninggal karena kanker.
Tiga jam sebelum Wakil Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengumumkan
kematian Presiden Hugo Chavez dalam siaran televisi nasional pada
tanggal 5 Maret 2013 lalu, dia mengatakan bahwa penyakit kanker yang
diidap oleh presiden Venezuela Hugo Chavez adalah perbuatan musuh.
Stasiun televisi ABC melaporkan, Rabu (6/3/13), dalam pidato sepanjang
30 menit itu Maduro kerap menyerang pihak oposisi dan menyebut pada
titik tertentu musuh lama Venezuela telah berhasil membuat kondisi
kesehatan Chavez memburuk.
Seorang pengamat sekaligus kolumnis surat kabar the New York Times,
Kevin Barnett, dalam situs stasiun televisi Press TV di hari yang sama
menulis, “Chavez suatu kali pernah mempertanyakan kematian sejumlah
pemimpin negara Amerika Latin oleh penyakit kanker.”
“Setahun lalu, Chavez pernah berbicara di radio nasional Venezuela. Dia
mengatakan, sangat sulit dijelaskan bagaimana mungkin beberapa pemimpin
Amerika Latin meninggal karena penyakit yang sama, yaitu kanker?”
Pengamat dan kolumnis New York Times, Kevin Barnet juga menuturkan:
Sejumlah pemimpin Amerika latin yang selama ini dikenal anti-Amerika
Serikat seperti Presiden Brasil Dilma Rousseff, Presiden Paraguay
Fernando Lugo, dan mantan pemimpin Brasil Luiz Inácio Lula da Silva,
semuanya meninggal karena kanker. Kasus percobaan pembunuhan terhadap
Presiden Kuba Fidel Castro juga menjadi contoh kajian Barnett.
Presiden Brasil Dilma Rousseff (wikipedia)
Presiden Brazil Dilma Vana Rousseff ([dʒiwmɐ χuˈsɛf]; masa jabatan sejak 21 Juni 2005 hingga 31 Maret 2010
Lahir di Belo Horizonte, Minas Gerais, 14 Desember 1947; umur 65 tahun)
adalah ekonom, politisi dan Presiden Brasil sejak 1 Januari 2011. Ia
beberapa kali hampir dikudeta dan beberapa kali lolos dari percobaan
pembunuhan.
Presiden Paraguay Fernando Armindo Lugo Méndez, lahir di San Solano, San
Pedro del Paraná, Departemen Itapúa, Paraguay, 30 Mei 1951; umur 61
tahun, adalah Presiden Paraguay dengan masa jabatan 15 Agustus 2008
sampai dengan 22 Juni 2012. Ia memenangi pemilu presiden 2008.
Sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menjadi uskup Gereja Katolik
Paraguay. Ia mengundurkan diri dari kepemimpinan gereja untuk
mencalonkan diri menjadi presiden.
Presiden Paraguay, Fernando Armindo Lugo Méndez (Fernando Lugo) (wikipedia)
Kemenangannya mengakhiri 61 tahun kekuasaan Partai Colorado dan berhasil
mempersatukan para pemilih untuk menentang korupsi dan kekacauan
ekonomi.
Fernando Lugo Mandez juga berjanji membersihkan korupsi dan mengangkat harkat penduduk asli Indian yang terpinggirkan.
Pada masa pemerintahannya, ia pernah hampir diturunkan (impeachment)
oleh dewan dan percobaan kudeta, selain itu ia juga lolos dari beberapa
kali percobaan pembunuhan.
Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva (lu’iz i’nasiu ‘lulɐ dɐ
‘silvɐ], lahir di Vargem Grande (kini Caetés), Garanhuns, Pernambuco, 27
Oktober 1945; umur 67 tahun dengan nama Luiz Inácio da
Silva.Kemenangannya mengakhiri 61 tahun kekuasaan Partai Colorado dan
berhasil mempersatukan para pemilih untuk menentang korupsi dan
kekacauan ekonomi.
Fernando Lugo Mandez juga berjanji membersihkan korupsi dan mengangkat harkat penduduk asli Indian yang terpinggirkan.
Pada masa pemerintahannya, ia pernah hampir diturunkan (impeachment)
oleh dewan dan percobaan kudeta, selain itu ia juga lolos dari beberapa
kali percobaan pembunuhan.
Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva (lu’iz i’nasiu ‘lulɐ dɐ
‘silvɐ], lahir di Vargem Grande (kini Caetés), Garanhuns, Pernambuco, 27
Oktober 1945; umur 67 tahun dengan nama Luiz Inácio da Silva.
Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva (Lula) (wikipedia)
Ia populer dan dikenal dengan nama Lula, adalah Presiden Brasil ke-39.
Lula lahir di bagian wilayah Pernambuco (Brasil) dan terpilih untuk
jabatan presiden pada 27 Oktober 2002 dengan 61% suara pada putaran
kedua yang diadakan antara dua kandidat yang mengumpulkan suara
terbanyak dalam putaran pertamanya.
Lula mulai menjabat pada 1 Januari 2003. Politiknya secara tradisional
sayap kiri, namun sejak ia menjadi presiden kiri Brazil pertama sejak
João Goulart politiknya lebih ke tengah. Ia dipilih bersama-sama dengan
wakil presidennya, José Alencar, dari Partai Liberal yang kanan-tengah.
Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz (Fidel Castro), lahir 13
Agustus 1926; umur 86 tahun, adalah Presiden Kuba sejak 1976 hingga
2008. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Perdana Menteri atas penunjukannya
pada Februari 1959 setelah tampil sebagai komandan revolusi yang gagal.
Presiden Dewan Negara merangkap jabatan sebagai Dewan Menteri Fulgencio
Batista pada tahun 1976.
Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz (Fidel Castro) (wikipedia)
Castro tampil sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba (Communist
Party of Cuba) pada tahun 1965 dan mentransformasikan Kuba ke dalam
republik sosialis satu-partai. Setelah tampil sebagai presiden, ia
tampil sebagai komandan Militer Kuba. Pada 31 Juli 2006, Castro
menyerahkan jabatan kepresidenannya kepada adiknya, Raúl untuk beberapa
waktu.
Pada tahun 1947, ia ikut dalam upaya kudeta diktator Republik Dominika
Rafael Trujillo dan lari ke New York (Amerika Serikat) karena adanya
ancaman akan dihabisi lawan politiknya.
Setelah meraih doktor di bidang hukum pada 1950, ia memprotes dan
memimpin gerakan bawah tanah anti-pemerintah atas pengambil-alihan
kekuasaan lewat kudeta oleh Fulgencio Batista pada 1952.
Tahun 1953, ia memimpin serangan ke barak militer Moncada Santiago de
Cuba, namun gagal. Sebanyak 69 orang dari 111 orang yang ambil bagian
dalam serbuan itu tewas dan ia dipenjara selama 15 tahun.
Castro meeting with center-left Brazilian President Lula da Silva, a significant “Pink Tide” leader. (wikipedia)
Setelah mendapatkan pengampunan dan dibebaskan pada 15 Mei 1955, Fidel
Castro langsung memimpin upaya penggulingan diktator Batista. Perlawanan
ini kemudian dikenal dengan Gerakan 26 Juli.
Pada 7 Juli 1955, ia lari ke Meksiko dan bertemu dengan pejuang
revolusioner Che Guevara. Bersama 81 orang lainnya, ia kembali ke Kuba
pada 2 Desember 1956 dan melakukan perlawanan gerilya selama 25 bulan di
Pegunungan Sierra Maestra.
Di luar Kuba, Castro mulai menggalang kekuatan untuk melawan dominasi
Amerika Serikat dan bekas negara Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni
Soviet pada tahun 1991, cita-cita dan impiannya mulai diwujudkan dengan
bertemu Hugo Chávez di Venezuela dan Evo Morales dari Bolivia.
Menjelang hari ulang tahunnya ke-80 yang jatuh pada 13 Agustus 2006,
Fidel Castro menyerahkan tampuk kepemimpinannya untuk sementara waktu
kepada adiknya. Praktis, Raúl merangkap jabatan, yakni sebagai Presiden
Kuba dan Menteri Pertahanan Kuba. Sebelum menyerahkan kepemimpinan, masa
jabatan Fidel Castro dari 2 Desember 1976 hingga 24 Februari 2008,
namun de facto hingga 31 Juli 2006.
Pengamat dan kolumnis The New York Times Kevin Barnet, juga mengatakan
pengawal Castro, Fabian Escalante, pernah menyebutkan Badan Intelijen
Amerika (CIA) sudah 638 kali mencoba membunuh Castro.
Metode CIA, kata dia, meliputi meledakkan cerutu, senjata biologi, pil
mematikan, bakteri beracun dalam kopi, ledakan pengeras suara di mimbar
pidato, penembak jitu, dan ledakan granat bawah air hingga menggunakan
radioaktif yang berbahaya, polonium misalnya.
Selain bahan radioaktif, ada pula bahan kimia yang tak terdeteksi yaitu
Thallium, bahan mematikan ini diambil dari rumput laut dan dibuat
menjadi cairan yang tidak berwarna, berasa dan berbau. Thallium
merupakan bahan yang sangat sulit dideteksi.
Salah satu karakteristik racun ini adalah ketika dicampurkan dengan
makanan dan minuman, maka tidak akan merubah rasa, warna maupun baunya.
Racun ini juga dapat langsung disuntikkan ke pembuluh darah.
Presiden Libya Kolonel Muammar Qadhafi (Muammar Muhammad Abu Minyar al-Gaddafi) (wikipedia)
Selain intelijen AS, beberapa intelijen dari negara-negara sekutunya
juga berbuat operasi rahasia yang sama, namun tetap harus disetujui
terlebih dahulu oleh intelijen AS dan Mossad Israel, Perancis misalnya.
Agen rahasia Prancis disebut-sebut berada di balik terbunuhnya pemimpin
Libya, Kolonel Muammar Qadhafi (Muammar Muhammad Abu Minyar al-Gaddafi)
dengan masa jabatan 1 September 1969 – 20 September 2011. Ia sebelumnya
ditangkap dalam keadaan segar-bugar, namun dihabisi saat hendak dibawa
ke rumah sakit.
Motif pembunuhan, menurut sumber-sumber Libya, adalah untuk menghentikan
Qadhafi agar tak buka mulut soal hubungannya dengan Nicolas Sarkozy,
yang disebut-sebut sangat dekat. Sarkozy adalah Presiden Prancis pada
saat itu.
Qadhafi tewas pada tanggal 20 Oktober 2012 dalam serangan di kota
kelahirannya, Sirte, oleh para pejuang dari rezim baru. Sumber-sumber
diplomatik di Tripoli, ibu kota Libya, menyatakan untuk surat kabar
Corriere della Serra Italia bahwa sang pembunuh kemungkinan besar adalah
utusan Sarkozy.
Muamar Gaddafi’s Libya was Africa ‘s most prosperous Democracy
“Sejak awal dukungan NATO untuk revolusi, sangat didukung oleh
pemerintah Nicolas Sarkozy, Qadhafi terang-terangan mengancam akan
mengungkapkan perincian hubungannya dengan mantan Presiden Prancis,
termasuk jutaan dolar yang dibayarkan untuk membiayai pencalonannya pada
pemilu tahun 2007,” tulis media ini.
Salah satu sumber Tripoli mengatakan, “Sarkozy memiliki setiap alasan untuk mencoba membungkam Kolonel secepat mungkin.”
Para mantan pemimpin Barat, termasuk Sarkozy dan mantan Perdana Menteri
Inggris Tony Blair, diam-diam menjalin hubungan personal dengan Qadhafi.
Mereka mengunjungi dia secara teratur dan membantu untuk memfasilitasi bisnis bernilai miliaran dolar Amerika dengan negara itu.
Bahkan sebelum adanya penjara Guantanamo, AS pernah meminta izin kepada
Khadaffi untuk membuat sebuah penjara persis seperti Guantanamo di
tengah gurun Libya.
Barrack Obama and Muamar Khadaffi
Awalnya Khadaffi tak setuju dengan permohonan AS yang ingin membuat
penjara mirip Guantanamo tersebut. Namun akhirnya penjara tersembunyi
khusus untuk orang-orang yang dianggap menentang AS itu sempat
terlaksana. Hal ini adalah sebagian kecil dari banyak rahasia tingkat
tinggi yang tak diketahui dunia luar.
Sarkozy, yang pernah menyambut Qadhafi sebagai “pemimpin saudara” selama
kunjungan kenegaraan ke Paris, dikatakan telah menerima jutaan uang
dari Libya untuk mendanai kampanye pemilihannya tahun 2007.
Teori konspirasi akan menjadi perhatian besar bagi Inggris yang mengirim
jet untuk mengebom Libya tahun 2012 dengan alasan tujuan ‘menyelamatkan
nyawa sipil’.
Sebuah mandat PBB menyatakan bahwa sekutu Barat tidak bisa ikut campur
dalam politik internal negara. Namun pengeboman hampir setiap hari
terjadi dengan ‘penasihat’ militer Prancis dan Inggris membantu di
lapangan.
Soal siapa pembunuh Qadhafi secara tersirat pernah disampaikan Mahmoud
Jibril, yang menjabat sebagai Perdana Menteri interim, menyusul
penggulingan Qadhafi. Ia mengatakan kepada televisi Mesir, “Itu adalah
agen asing yang berbaur dengan brigade revolusioner untuk membunuh
Qadhafi.”
pemimpin perjuangan Palestina Yaseer Arafat (Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa al-Husseini) (wikipedia)
Sebelumya, tokoh dan pemimpin perjuangan Palestina Yaseer Arafat
(Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa al-Husseini) masa
jabatan 20 Januari 1996 – 11 November 2004, juga dipastikan dibunuh oleh
agen rahasia sahabat CIA, Mossad dari Israel.
Misteri kematian mantan pemimpin Palestian Yasser Arafat kembali menjadi
bahan pemberitaan sejak kematiannya yang mencurigakan banyak pihak.
Pasalnya, temuan terbaru pakar radiofisika dari Univeritas Lausanne,
Swiss, Francois Bachud menunjukkan, pemimpin legendaris itu dibunuh
menggunakan racun kimia jenis Polonium yang mengandung radioaktif.
Sebelumnya, salah satu teka-teki penyebab kematian Yasser Arafat
disebut-sebut karena diracun zat kimia langka, jenis Thallium. Bachud
melakukan penelitian di laboratorium di Swiss berdasarkan sampel
biologis yang diambil dari benda-benda peninggalan Arafat.
“Kesimpulannya yakni kami menemukan kandungan besar polonium dalam
sampel-sampel tersebut,” jelas Bochud yang merupakan Kepala Institut
Radiofisika di Universitas Lausanne kepada Al-Jazeera dan dilansir oleh
AFP, Rabu (4/7/2012).
Sampel itu diperoleh setelah Suha, istri Arafat menyerahkan beberapa
benda peninggalan suaminya kepada rumah sakit militer Percy di Paris,
Prancis. Di antaranya, pakaian terakhir yang dikenakan, sikat gigi, dan
kafiyeh yang sering digunakan Arafat.
Yasser Arafat (kiri) dan Muamar Gaddagi (kanan) (1977) (wikipedia)
Kandungan polonium yang ditemukan, kata Bochud sangat tidak wajar karena
selain sangat tinggi, juga ditemukan dalam pakaian dan benda-benda yang
digunakan sehari-hari. Namun, menurut dia, analisis lebih lengkap akan
membantu bila jasad Arafat bisa diperiksa kembali.
“Jika Suha ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya,
kami memerlukan sampel — maksud saya, melalui penggalian makam dan
memeriksa jasadnya untuk memberikan kami sampel yang mengandung polonium
dalam jumlah tinggi guna mengetahui apakah memang dia diracun,” jelas
dia.
Alexander Litvinenko saat di rumah sakit (wikipedia)
Penggunaan polonium itu untuk tujuan pembunuhan pernah digunakan dua
tahun kemudian atau pada 2006. Korbannya adalah mantan agen rahasia
Rusia, Alexander Litvinenko.
Hasil investigasi menunjukkan, terdapat kandungan polonium tinggi pada
minuman teh yang diminum Litvinenko di sebuah hotel di London, Inggris
sebelum meninggal. Jadi telah dipastikan bahwa Alexander Litvinenko
positif telah meninggal akibat diracun.
Sedangkan Yaseer Arafat sendiri meninggal di rumah sakit militer Percy
di Paris pada usia 75 tahun. Saat itu, kematian penerima hadiah Nobel
Perdamaian itu dikabarkan meninggal karena penyakit misterius. Agen
rahasia Mossad dari Israel pun dituding berada dibalik kematian itu
meski sampai saat ini tidak ada pembuktian mengenai hal itu.
Presiden AS, John F Kennedy (wikipedia)
Menurut pengamat sekaligus kolumnis surat kabar the New York Times,
Kevin Barnett, beberapa kasus kematian sejumlah tokoh melibatkan CIA,
termasuk juga kematian karena penyakit kanker.
Contohnya lainnya yang terjadi pada Jack Ruby, tersangka perancang pembunuhan Presiden Amerika John F Kennedy.
Namun, Jack Ruby tewas dalam tahanan karena serangan kanker misterius
sebelum dia mengungkap peristiwa pembunuhan yang sebenarnya.
Presiden Amerika John Fitzgerald Kennedy lahir di Brookline,
Massachusetts, 29 Mei 1917, meninggal di Dallas, Texas, Amerika Serikat,
22 November 1963 pada umur 46 tahun. John F. Kennedy atau JFK adalah
Presiden Amerika Serikat yang ke-35.
Pada 1960, ia menjadi termuda yang dipilih menjadi Presiden Amerika
Serikat dan termuda kedua setelah Theodore Roosevelt untuk jabatan
presiden. Kennedy menjadi presiden setelah dilantik pada 20 Januari
1961.
Presiden Indonesia Sukarno sedang memeriksa barisan kehormatan di
bandara New York tak lama setelah turun dari pesawat kepresidenan
didampingi oleh Presiden Amerika Serikat John F Keneddy
Jabatan kepresidenan John F. Kennedy terhenti setelah terjadi pembunuhan
terhadap dirinya pada 1963. Ia tewas oleh terjangan peluru saat
melakukan kunjungan ke Dallas (Texas) pada 22 November 1963.
Kennedy roboh saat mobil terbuka yang membawanya melintas di kerumunan
orang yang menyambut kunjungannya. Pada 25 November 1963, jenasahnya
dimakamkan di Arlington, Washington, DC. Sebanyak 800.000 orang ikut
berkabung di jalanan Washington.
Pembunuhan Presiden John F Kennedy adalah pembunuhan tak terungkap secara pasti, hingga kini.
Dalam
beberapa tahun terakhir malah disebutkan bahwa pembunuhan presiden John
F Kennedy memang direncanakan oleh CIA. Badan intelijen negara CIA,
kata Barnett, juga sudah melakukan percobaan pembunuhan terhadap
sejumlah pemimpin Amerika Latin yang menolak keinginan Amerika.
Amerika selalu mendefinisikan teroris adalah seseorang, kelompok atau
sejenisnya yang tak sefaham dengan aturan dan tak mau di dikte oleh
negara Paman Sam itu, maka disebutlah sebagai teroris!
CIA juga telah mempraktikkan pembunuhan dengan virus kanker sejak
1960-an. Jadi memang kiprah CIA sudah mendunia sejak dulu. CIA rules the
world.
Pembunuhan terhadap para pemimpin “negara-negara penentang” aturan ala
koboi Amerika tidak selalu sebagai acuan pihak AS dan sekutunya. Mereka
banyak memiliki program, misi dan operasi untuk menghancurkan yang
dianggap melawan.
Tak sedikit justru teman-teman dan pendukung Amerika dan sekutunya
sendiri juga justru dibunuhnya. Selain membunuh Muamar Khadaffi yang
justru sempat setuju dengan penjara politik sebelum ada penjara
Guantanamo didirikan di gurun Libya, Saadam Hussein juga sempat menjadi
“anak buah” Amerika dalam perang Iran – Irak. Dalam peperangan tersebut,
AS justru membantu Irak dalam perang antar negara tetangga ini.
Namun akhirnya Saddam Hussein justru digulingkan dengan alasan
penggunaan “senjata pembunuh massal” yang hingga detik ini tak terbukti!
Begitu pula saat perang dingin antara AS dan (dulu) Komunis Soviet.
Amerika menggunakan para pejuang Taliban di Afghanistan untuk menggempur
Soviet, AS menggunakan “orang dan pihak lain” agar berlumuran darah,
sedangkan AS duduk manis dibelakang meja, me
.
Namun saat perang dingin usai, Taliban justru “diburu dan dihajar” habis
oleh negara koboi ini. Semua pihak yang bersebrangan namun bisa tunduk,
tetap akan dihajar oleh AS disaat negara itu kembali tenang, kecuali
para sekutu-sekutu lamanya.
Dulu di Indonesia, saat dipimpin oleh sang proklamator presiden Sukarno, juga sempat akan dibunuh berkali-kali.
Sukarno ingin dibunuh mulai dari pihak Belanda hingga pihak CIA Amerika,
bahkan antek-antek CIA berkulit pribumi juga ikut didanai.
Rencana pembunuhan Presiden Sukarno melalui beberapa kali usaha kudeta
dan pemisahan diri suatu wilayah, hingga keinginan merubah faham politik
dan sejenisnya.
Indonesia diusahakan agar menjadi faham demokrasi, kebebasan,
kapitalisme dan banyak faham lainnya, agar Indonesia tak utuh, alias
terpisah dan tercerai-berai. Mirip banyak negara di dunia yang berhasil
dipisahkan seperti Korea Utara & Korea Selatan, Jerman Barat dan
Jerman Timur, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan, Yaman Utara dan Yaman
Selatan, Israel dan Palestina, India dan Pakistan serta Bangladesh dan
masih banyak lainnya, semua perpecahan itu akibat pihak AS, dunia barat
dan sekutunya yang menghasut rakyat negara-negara tersebut.
Pihak AS biasanya akan meluncurkan isyu hak asasi manusia (HAM) terlebih
dahulu. Jika ada tokoh yang dominan, maka AS akan memboncengnya dengan
mendanai, mempropagandakan dan melancarkan segala sesuatu, hingga
membelanya.
Namun apa yang dilakukan tokoh yang dianggap menjunjung HAM tersebut
hanyalah sebelah mata. Sebagai contoh adalah Aung San Suu Kyi. Batapa AS
mengidolakannya bak pahlawan HAM membela rakyat Burma (Myanmar). Namun
disisi lain tidak.
Ini terbukti pada tahun 2012 disaat suku-suku beragama Islam dibunuh dan
dibantai di sana. Aung San Suu Kyi diam, Amerika pun juga diam, media
barat juga diam. Ini adalah bukti kecil namun konkrit dan ini telah
tercatat sebagai sejarah yang diabaikan, tentang apa itu hak azazi
manusia (HAM).
Di Indonesia, tokoh HAM Munir (Munir Said Thalib), juga dipastikan telah
diberikan dana dan dukungan dari AS dan dunia barat. Ia lahir di
Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965.
Secara pandangan netral, Munir membahayakan pihak Indonesia yang
dianggap banyak melanggar HAM, walaupun itu digunakan untuk menjaga dan
mempertahankan keutuhan, kedaulatan serta kestabilan negaranya.
Tapi dari konspirasi tingkat bawah, Munir tewas diracun dari pihak
intelijen Indonesia saat di pesawat, ia meninggal di Jakarta jurusan ke
Amsterdam pada 7 September 2004 pada umur 38 tahun. Pihak Indonesia
dituduh membunuhnya agar isyu HAM tak lagi ada.
Munir
Namun dari konspirasi tingkat tinggi, justru Munir diracun oleh pihak AS melalui orang suruhan atau antek AS dan dunia barat.
Walaupun benar, namun akibat media dan cuci otak rakyat disuatu negara,
maka isyu tingklat bawahlah yang lebih dipercaya, diracun oleh pihak
Indonesia.
Mereka para awam, tak lagi dapat melihat segalanya dalam pandangan
netral, pandangan yang “siapa yang mengendalikan HAM dan dunia”,
sedangkan isyu tingkat atas ini, akan dicemoohkan.
Dalam “menyerang” musuh-musuhnya yang tak mau di dikte, pihak AS dan
sekutunya selalu menggunakan cara yang efektif. Mulai dengan cara
membunuh dengan cara membom, menembak, meracuni musuhnya, isyu untuk
menggoyangkan pemerintahan melalui “antek-antek” pribumi atau oposisi
dinegara tersebut, hingga isyu tentang hak azazi manusia. Padahal AS
adalah justru negara yang termasuk buruk dalam masalah hak azazi
manusia.
Jika cara tersebut tak mempan, maka AS akan menyusupi agen dan
antek-anteknya lebih dalam lagi. Karena disetiap negara pasti ada
kelompok yang menginginkan kekayaan semata, juga ada kelompok yang sakit
hati terhadap pemerintahnya, rasa selalu tak puas dan sejenisnya, maka
anggota intelijen AS akan mulai membuat negara tersebut untuk
berselisih, membuat kerusuhan, hingga berperang di dalam negerinya
sendiri alias sesama bangsa yang sama.
Jika bangsa dan warganya sendiri tak mempu membunuh pemimpinnya sendiri,
maka AS akan menggunakan media dan propagandanya. Dengan memegang
setiap media, AS akan dapat menghasut rakyat disuatu negara terhadap
isyu-isyu politik yang berkembang.
Setelah rakyat disuatu negara berhasil di cuci otak dan diubah pola
pikirnya, maka AS akan menggunakan apa yang dinamakan Operation false
flag. Dan operasi tersebut dalam banyak track record dan sejarah,
dinilai sangat mujarab.
Operation False Flag, atau bahasa Indonesianya kira-kira “Operasi
Bendera Palsu”, merupakan sebuah operasi rahasia yang dibuat sedemikian
rupa untuk menipu publik sehingga publik mengira operasi tersebut
dilakukan oleh kelompok lain.
Tujuan dari operasi ini adalah justifikasi oleh pelaku operasi rahasia
tersebut untuk menyerang negara lain yang telah direncanakan, yang
selama ini menjadi musuh atau oposisinya.
Namun, masing-masing negara yang menjalankan operasi ini tentunya
memiliki kepentingan-kepentingan yang lain meskipun tujuan umum dari
operasi ini adalah SAMA.
“Jadi, jika Anda berpikir bahwa Presiden Venezuela, Hugo Chavez dan
beberapa pemimpin dunia yang bersebrangan dengan AS, dan juga
tokoh-tokoh yang berpihak kepada AS, serta tokoh-tokoh HAM dunia
meninggal secara wajar bahkan oleh “musuh barat” dengan begitu saja,
maka sepertinya Anda naif,” kata pengamat sekaligus kolumnis surat kabar
the New York Times, Kevin Barnett. Demikianlah, semoga tulisan admin
bermanfaat untuk pengetahuan saudara-saudara.
Sumber: indocropcircle.wordpress.com